Transportasi menyumbang 25% pemanasan global; tiga perempatnya berasal dari transportasi darat berbahan bakar fosil (minyak bumi). Pusat Kajian Subsidi Bidang Fiskal Departemen Keuangan mencatat, lima tahun terakhir sektor transportasi rata-rata menghabiskan lebih dari 45% total BBM nasional, jauh melebihi konsumsi sektor industri yang 20%.
Padahal, konsumsi BBM bisa dihemat lewat eco driving. Selain itu eco driving dapat menurunkan gas buang, pencemaran suara, kemacetan dan angka kecelakaan. Tentunya dengan dukungan pengelolaan lalu lintas dan infrastruktur serta teknologi kendaraan. Tak kalah penting perilaku pengguna jalan yang dapat menghemat BBM rata-rata 20-30%. Ada tiga perilaku berkendara yang perlu diperhatikan, yaitu perencanaan, cara berkendara dan perawatan kendaraan.
Perencanaan meliputi rute, waktu perjalanan dan jenis kendaraan. Hindari berkendara saat jam sibuk jika tak terpaksa sekali. Sekadar info, pada jam sibuk pagi dan sore, lalu intas jalan-jalan utama Jakarta hanya melaju 12km/jam. Penelitian di 34 titik jalan arteri oleh Departemen Perhubungan pada tahun 2000 menunjukkan ada 32 titik (94%) melebihi kapasitas. Bahkan tiada jalan arteri bebas macet. Jika diuangkan, kemacetan itu setara Rp 7,2 triliun/tahun! Kemacetan tak terelakkan sebab pertumbuhan kendaraan rata-rata 11% tiap tahun sementara jalan hanya menambah kurang dari 1%.
Agar lebih nyaman, berangkatlah sebelum dan selepas jam sibuk. Kalu rutinintas hanya rumah-kantor, gunakan saja kendaraan umum. Atau berbagi kendaraan pribadi (sambil patungan beli BBM) dengan teman-teman searah. Dalam memilih kendaraan, bila dana mencukupi, pilih kendaraan yang hemat energi. Bila anggaran belum mendukung, cara berkendara dan perawatan mendukung penghematan.
Kegiatan memanaskan mobil tidak butuh waktu lama. Cukup 30-45 detik. Boleh tambah sedikit kalau begitu keluar rumah jalan menanjak. Ingat, tiap pemanasan 45 menit, BBM tersedot 1 l. Namun jangan pula langsung menjalankan mobil dalam kondisi dingin sebab menyedot BBM 2-3 kali lebih banyak dibandingkan dengan yang sudah panas. Sekali start setara 1 menit pemanasan. Matikan mesin bila harus menunggu lebih dari 30 detik, sebab restrart mesin lebih hemat dibandingkan dengna mesin menyala 10 detik.
Selama berkendara, sesuaikan gigi dengan kecepatan kendaraan. Contoh, gigi 1 untuk kecepatan 0-15 km/jam, gigi 2 (15-35 km/jam), gigi 3 (35-50 km/jam), gigi 4 (50-70 km/jam), gigi 5 (kecepatan di atas 70 km/jam). Pindahkan transmisi ke posisi lebih tinggi secepat mungkin. Pada kendaraan berbahan bakar bensin atau gas lakukan sebelum 2.500 putaran permenit (rpm).Pada diesel sebelum 2.000 rpm. Pada transmisi tertinggi pertahankan kecepatan jelajah di 70-80 km/jam. Gigi transmisi tinggi menyedot BBM lebih sedikit untuk pembakaran dan menghemat 5-10%. Tukar gigi ke netral bila akan berhenti di lampu merah.
Lakukanlah pergerakan dengan lembut, stabil di 1.200-3.000 rpm. Jadi, ngegas atau ngerem mendadak harap dihindari. Begitu juga memotong, menyalip, atau berkendara agresif.
Kalau udara tak terlalu panas, matikan AC atau setel suhu di atas 21oC. Hindari muatan yang berlebihan sebab akan dibutuhkan tenaga alias BBM lebih besar. Setiap 5.000 km cek kendaraan untuk memastikan keadaan mesin baik. Periksa tekanan angin ban secara berkala. Kurang angin 25% dari normal akan meningkatkan 10% traksi roda, selain berbahaya juga boros bensin 2-3% dan menambah emisi gas sampai 5%.
By : Muhammad Suhud; Intisari nov 08.
Rabu, Desember 10, 2008
ECO-DRIVING : Hemat BBM dan Ramah Lingkungan
Label:
Let's Go Green
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar